Kamis, 08 September 2016

Membuat Pupuk Dengan Decomposer (BeKa)

02.31

 Image result for beka dekomposer
Apa itu kompos?
Kompos atau humus adalah sisa-sisa mahluk hidup yang telah mengalami pelapukan, bentuknya sudah berubah seperti tanah dan tidak berbau. Kompos memiliki kandungan hara NPK yang lengkap meskipun prosentasenya kecil. Kompos juga mengandung senyawa-senyawa lain yang sangat bermanfaat bagi tanaman.
Apa manfaat kompos?
Kompos ibarat multivitamin bagi tanah dan tanaman. Kompos memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Kompos akan mengembalikan kesuburan tanah. Tanah keras akan menjadi lebih gembur. Tanah miskin hara akan menjadi subur. Tanah masam akan menjadi lebih netral. Tanaman yang diberi kompos tumbuh lebih subur dan kualitas panennya lebih baik daripada tanaman tanpa kompos.
Apa saja yang bisa dibuat kompos?
Pada prinsipnya semua bahan yang berasal dari mahluk hidup atau bahan organik dapat dikomposkan. Daun-daunan, jerami, pangkasan rumput, ranting, dan sisa kayu dapat dikomposkan. Kotoran ternak, sapi, kambing, ayam, bahkan kotoran manusia bisa dikomposkan. Kompos dari kotoran ternak lebih dikenal dengan istilah pupuk kandang. Sisa makanan dan bangkai binatang bisa juga menjadi kompos. Ada bahan yang mudah dikomposkan, ada bahan yang agak mudah, dan ada yang sulit dikomposkan. Sebagian besar bahan organik mudah dikomposkan. Bahan yang agak sulit dikomposkan antara lain: kayu keras, batang, dan bambu. Bahan yang sulit dikomposkan antara lain adalah kayu-kayu yang sangat keras, tulang, tanduk, dan bulu binatang.
Mengapa harus dikomposkan terlebih dahulu?
Tanaman tidak dapat menyerap hara dari bahan organik yang masih mentah, apapun bentuk dan asalnya. Kotoran ternak yang masih segar tidak bisa diserap haranya oleh tanaman. Apalagi sisa tanaman yang masih segar bugar juga tidak dapat diserap haranya oleh tanaman. Kompos yang ‘setengah matang’ juga tidak baik untuk tanaman. Bahan organik harus dikomposkan sampai ‘matang’ agar bisa diserap haranya oleh tanaman. Prinsipnya adalah tanaman menyerap hara dari tanah, oleh karena itu harus dikembalikan menjadi tanah dan diberikan ke tanah lagi.
Bagaimana cara membuat kompos yang cepat, mudah, dan murah?
Membuat kompos sangat mudah. Secara alami bahan organik akan mengalami pelapukan menjadi kompos, tetapi waktunya lama antara setengah sampai satu tahun tergantung bahan dan kondisinya. Agar proses pengomposan dapat berlangsung lebih cepat perlu perlakuan tambahan bahan berupa biang kompos yaitu bakteri pengurai atau sering dikenal dekomposer. Pembuatan kompos dipercepat dengan biang kompos atau aktifator. Aktivator ini adalah bakteri tanah/ mikrobia yang bekerja mempercepat pelapukan bahan organik menjadi kompos. Bahan organik yang lunak dan ukurannya cukup kecil dapat dikomposkan tanpa harus dilakukan pencacahan. Tetapi bahan organik yang besar dan keras, sebaiknya dicacah terlebih dahulu bisa dengan mesin pencacah atau secara tradisional. Biang kompos harus dicampur/disemprotkan merata ke seluruh bahan organik agar proses pengomposan berlangsung lebih baik dan cepat.
Bahan yang akan dibuat kompos juga harus cukup mengandung air. Air ini sangat dibutuhkan untuk kehidupan bakteri pengurai. Bahan yang kering lebih sulit dikomposkan. Akan tetapi kandungan air yang terlalu banyak juga akan menghambat proses pengomposan. Jadi basahnya harus cukup yaitu 30-50%. Bahan juga harus cukup mengandung udara khususnya bakteri yang aerob (membutuhkan udara). Seperti halnya air, udara dibutuhkan untuk kehidupan bakteri aktivator kompos. Untuk melindungi kompos dari lingkungan luar yang buruk, kompos perlu diberi atap. Atap ini bertujuan untuk melindungi bahan/jasad renik dari air hujan, atau cahaya matahari langsung,. Bahan didiamkan selama beberapa waktu hingga kompos matang. Lama waktu yang dibutuhkan antara 1 minggu sampai 4 minggu tergantung dari bahan yang dikomposkan. Bahan-bahan yang lunak dapat dikomposkan dalam waktu yang singkat, 1 minggu. Bahan-bahan yang keras membutuhkan waktu antara 4 minggu.
Ciri kompos yang sudah matang
Bentuknya sudah berubah menjadi lebih lunak, warnanya coklat kehitam-hitaman, tidak berbau menyengat, jika diperas tidak ada airnya, dan mudah dihancurkan/remah/mawur.
Bagaimana cara penggunaan kompos?
Kompos yang sudah matang dapat langsung digunakan untuk tanaman. Tidak ada batasan baku berapa dosis kompos yang diberikan untuk tanaman. Secara umum lebih banyak kompos memberikan hasil yang lebih baik. Tetapi jika kompos akan digunakan untuk pembibitan atau untuk tanaman di dalam pot/polybag, kompos harus dicampur tanah dengan perbandingan satu bagian kompos : tiga bagian tanah.
Kompos dapat diberikan sebagai satu-satunya sumber hara tambahan atau lebih dikenal dengan istilah pertanian organik. Kompos yang diberikan sebaiknya dalam jumlah yang cukup, agar tanaman dapat tumbuh lebih baik. Kompos juga bisa diberikan bersama-sama dengan pupuk kimia. Pupuk kimia dapat dikurangi sebagian dan digantikan dengan penambahan kompos.
Kompos dapat diberikan ke tanaman apa saja, mulai dari tanaman pertanian, holtikultura, perkebunan, tanaman hias, buah-buahan, sayuran, dan kehutanan. Misalnya untuk tanaman: padi, jagung, ketela pohon, kacang, kol, kentang, cengkeh, karet, kopi, sawit, durian, tebu, gelombang cinta, mangga, akasia, dan lain-lain.
Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Tanah menemukan bahwa kandungan bahan organik di sebagian besar sawah di Pulau Jawa menurun hingga 1% saja. Padahal kandungan bahan organik yang ideal 5%. Kondisi miskin bahan organik ini menimbulkan banyak masalah, antara lain: efisiensi pupuk yang rendah, aktivitas mikrobia tanah yang rendah, dan struktur tanah yang kurang baik. Akibatnya produksi cenderung turun dan kebutuhan pupuk kimia terus meningkat. Solusi mengatasi permasalah ini adalah dengan menambahkan kompos ke lahan-lahan. Kompos harus ditambahkan dalam jumlah yang cukup hingga kandungan bahan organik kembali ideal seperti semula.
Fungsi BEKA (BIANG KOMPOS)
Sebagai bahan dalam membuat kompos berkualitas, mengandung mikrobia unggul pengurai bahan organik, produk kompos kaya dengan mikrobia penambat N, Pelarut P dan Pelarut K, proses pengomposan cepat dan mudah diterapkan.
Manfaat Beka
1. Sebagai Alat pembuat pupuk
Beka sebagai alat untuk membuat pupuk organik secara mandiri. Sebagai ala untuk bahan kompos (kotoran sapi, kambing, kerbau, kuda, ayam, bebek, sisa-sisa tumbuhan atau sisa hasil pertanian seperti jerami dll. Secara lebih mudah, praktis, murah, hemat, cepat dengan kualitas hasil kompos yang tinggi. Manfaat Beka untuk kotoran ternak yaitu dapat membunuh hama yang ada pada kotoran ternak, membunuh virus-virus yang berbahaya yang dapat merusak tanaman.
2. Sebagai penetral bau kotoran ternak
Biasanya kandang sapi atau ayam sering menimbulkan bau yang tidak enak dan mengganggu kesehatan serta lingkungan sekitar. Oleh Karena Itu PT Indo Acidatama hadir untuk memberikan solusi. Untuk kotoran sapi atau ayam biasanya cukup disemprot Beka yang telah dicampur dengan air sampai basah dan merata. Ditunggu sekitar 15 menit, bau kotoran akan berangsur-angur akan hilang. Bahan yang telah disemprot beka tidak perlu proses pengomposan lagi, cukup ditaruh pada tempat yang terhindar dari sinar matahari langsung dan hujan, bahan akan mengalami proses pengomposan cukup diaduk apabila sudah sekitar 10 hari, dan dibiarkan sekitar 3-4 minggu bahan siap digunakan.
Keuntungan penggunaan BEKA
1. Bisa menciptakan Pupuk organik sendiri yang berkualitas dengan cara mudah dan murah
2. Mengurangi biaya produksi pertanian
3. Mengilangkan bau pada kandang
4. Bahan baku pupuk sangat murah dan mudah didapat, mulai dari kotoran ternak, daun-daunan, sisa hasil pertanian atau sisa sampah rumah tangga
5. Dengan penggunaan pupuk kompos tanah secara bertahap tanah akan semakin subur
Dosis penerapan
Dosis larutan : 5 cc BEKA/1 Liter Air/ 6 Tutup BEKA untuk larutan air 14 liter
Kebutuhan:1 liter beka untuk 5 ton bahan organik
Penerapan : Kocok beka sebelum campur dengan air, Segera gunakan setelah dilarutkan dengan air. Siramkan secara merata larutan BEKA pada tumpukan bahan organik, 30 cm disemprot sampai basah, lalu ditumpuki bahan lagi 30 cm disemprot lagi dan seterusnya., tempatkan ditempat teduh/beratap tidak terkena sinar matahari secara langsung atau air hujan, apabila kering atau kurang lembab bahan organik disemprot dengan air kadar 30-50%, biarkan selama 10 hari, kemudian diaduk/dibalik, biarkan sampai 3 minggu atau 4 minggu bahan siap gunakan.

0 komentar